Ide Bisnis dari Bahan Bambu Laku Mahal, Setiap Bulan Ekspor 500 sampai 600 Lembar ke Luar Negeri

Kerai Bambu Made In Grobogan Laris Manis di Portugal

Bambu salah satu tanaman yang kerap dijadikan bahan utama kerajinan tangan. Di desa Payaman Nampu, Kabupaten Grobogan, masyarakat setempat mengolah bambu menjadi kerajinan tangan kerai bambu. Menariknya, kerajinan tangan ini telah dilakukan secara turun-temurun dari zaman nenek moyang. Ketua kelompok Perajin Kerai Bambu, Darto bercerita sejak kecil dirinya telah menggeluti bisnis kerai bambu di desanya. Bahkan, ia mengatakan dahulunya bambu perlu diambil sendiri menggunakan sepeda onthel.



Di tangan Perajin asala kabupaten Grobogan ini bambu disulap menjadi kerajinan kerai. Tak tanggung-tanggung, kerai bambu ini bahkan sudah tembus pasar Portugal. Beda ukuran kerai, beda pula lama pembuatan dan harganya. Semakin panjang atau lebar kerai, maka semakin mahal pula harganya. Kerai ukuran 1 x 2 meter biasanya dihargai Rp. 40.000,-, kerai berukuran 1,5 x 2 meter dijual seharga Rp. 60.000,- sedangkan kerai ukuran 2,5 x 2 meter bisa dijual Rp. 200.000,-. Darto menjelaskan untuk jenis kerai termahal merupakan jenis kerai lukis yang dijual mulai Rp. 500.000,-.

"Kalau yang lukis mahal minimal Rp. 500.000,- jualan. Tergantung lukisan gambar. Kan modalnya sekitar Rp. 250.000,- untuk beli cat, kuas, dan lain-lain. Kalau kerai biasa paling modalnya sekitar Rp. 40.000,- untuk bambu sama tali sekitar. Itu modal diluar tenaga," ungkapnya.

Untuk penjualan, Darto menjelaskan dirinya bisa mendapatka penghasilan minimal Rp. 4,5 juta per bulan. Adapun dalam satu bulan Ia bisa menjual hingga 350 lembar kerai. Tak hanya itu, kerai-kerai tersebut juga berhasil merambah pasar luar negeri, yakni Portugal dan Brunei Darussalam.



Lebih lanjut Darto menjelaskan pengiriman kerai ke luar negeri ini Ia telah lakukan bersama kelompoknya sejak tahun 2015. Adapun kerai-kerai ini dipessan oleh pelanggan asal Jepara untuk kemudian diekspor langsung ke Portugal dan Brunei Darussalam.

Dalam sebulan, dikatakan Darto, kelompoknya rutin mengirimkan satu truk kerai ukuran besar setiap bulannya. Jumlah kerai yang dikirim pun tak main-main, yakni sekitar 500-600 lembar kerai. Meski demikian, adanya pandemi membuat penjualan kerai ke luar negeri menjadi terhambat.

"Mulai kirim ke luar negeri sekitar tahun 2015. Biasanya kirim satu truk ukuran panjang sekitar 5 meter, 4,5 meter seharga Rp. 850.000,-. Satu truk bisa 500 sampai 600 lembar kerai. Kirimnya setiap bulan, tapi kadang 1,5 sampai 2 bulan sekali karena barangnya telat. Sekarang macet (penjualannya) karena pandemi," ungkapnya.



Kesuksesan bisnis kerai ini, dikatakan Darto, tentu tak lepas dari usaha dan kerja kerasnya. Di awal berbisnis, Darto mengatakan dirinya juga sempat meminjam dari bank untuk permodalan membeli bambu.

"Dulu pernah pinjam paling Rp. 20 juta untuk dipakai modal usaha 4 orang. Tapi kalau sekarang ngambilnya banyak. Pinjamannya untuk membeli bambu, beli tali,. Apalagi bambu sekarang mahal 1 batang Rp. 20 ribu. Kadang 100 batang itu nggak nyampe sebulan, bahkan 2 minggu udah habis," katanya. 

Posting Komentar untuk "Ide Bisnis dari Bahan Bambu Laku Mahal, Setiap Bulan Ekspor 500 sampai 600 Lembar ke Luar Negeri"